Kamis, 05 Oktober 2017

KARANGAN

KARANGAN

 
I.     DEFINISI KARANGAN
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.

II.  JENIS-JENIS KARANGAN
Sebagaimana sudah lazim dipahami dalam berbagai kesempatan pembelajaran, diskusi, seminar dan sebagaianya bahwa karangan secara umum dibagi menjadi lima (5) bentuk, 1) narasi, 2)deskripsi, 3)eksposisi, 4) argumentasi, dan 5) persuasi. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing bentuk tersebut.   
A.       Karangan Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
1)   Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
2)   Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
3)   Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi “ADIK SIMBA”.
1)         (What) Apa yang akan diceritakan,
2)         (Where) Di mana seting/lokasi ceritanya,
3)         (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
4)         (Who) Siapa pelaku ceritanya,
5)         (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
6)         (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.
Contoh :
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.

B.       Karangan Deskripsi
Karangan jenis ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
1)    menggambarkan sesuatu
2)    penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
3)    membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Pola pengembangan paragraf deskripsi:
1)    Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
2)    Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
3)    Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
Langkah menyusun deskripsi:
1)   Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
2)   Tentukan tujuan
3)   Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
4)   Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan)
5)   Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan
Contoh :
Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tidur. serta dapat ku lihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya. Aku berjalan ke halaman depan rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar untuk berlalu lintas dari kejauhan tampak sawah-sawah milik petani yang ditanami padi masih berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai. Dari kejauhan pula terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makan binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesaku rata-rata penduduknya sebagai petani.
Pagi ini terlihat sangat sibuk, di jalan" terlihat ibu-ibu yang sedang berjalan menuju pasar untuk berjualan sayur. Tetanggaku seorang peternak bebek yang juga tidak kalah sibuknya dengan orang". Pagi-pagi sekali dia berjalan menggiring bebeknya kerawah dekat sawah untuk mencari makan, bebek yang pintar berbaris dengan rapi pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat menarik dilihat ketika kita bangun tidur.
Di  halaman rumah kakekku yang menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang berbuah sangat lebat, disamping kiri potehon mangga dapat pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon rambutan yang buahnya sangat manis rasanya. sungguh pemandangan yang sangat indah yang sangat asri dan damai ini adalah tempat tinggal kakek ku dan tempat kelahiran ku. Desa yang bernama NAMBAHDADI ini adalah tempat yang paling aku kunjungi saat liburan. Selain bisa bertemu kakek dan nenek aku juga bias melihat pemandangan yang indah nan damai.

C.      Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi ini dapat dijelaskan dengan cara MAJALAH SIANTAR yang kemudian berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
1)    Menentukan topik/tema
2)    Menetapkan tujuan
3)    Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4)    Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
5)    Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
     Contoh topik yang tepat untuk eksposisi:
1)    Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
2)    Peranan majalah dinding di sekolah
3)    Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Contoh (1) :
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
 Contoh (2) paparan :
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

D.   Karangan Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Langkah menyusun argumentasi:
1)   Menentukan topik/tema
2)   Menetapkan tujuan
3)   Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4)   Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
5)   Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi

Contoh tema/topik yang tepat untuk argumentasi :
1)    Disiplin kunci sukses berwirausaha,
2)    Teknologi komunikasi harus segera dikuasai,
3)    Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial.
Contoh:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan, pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.

E.       Karangan Persuasi
Karangan ini bertujuan memengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu atau karangan yang besifat mengajak. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Langkah menyusun persuasi:
1)   Menentukan topik/tema
2)   Merumuskan tujuan
3)   Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4)   Menyusun kerangka karangan
5)   Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Contoh tema/topik yang tepat untuk persuasi:
1)    Katakan tidak pada NARKOBA,
2)    Hemat energi demi generasi mendatang,
3)    Hutan sahabat kita,
4)    Hidup sehat tanpa rokok,
5)    Membaca memperluas cakrawala.
Contoh :
Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga, karena semua itu perlu proses dan cara yang berlanjut.

Dalam bentuk yang lain, karangan dalam konteks akademis khususnya di perguruan tinggi, karangan dapat dibagi menjadi  tiga (3) jenis, antara lain : 1) karangan ilmiah, 2) karangan semi ilmiah, dan 3) karangan nonilmiah. Berikut adalah penjelasan dari bentuk karangan dalam konteks akademis di perguruan tinggi.

A.       Karangan Ilmiah
Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:
1)   Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
2)   Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
3)   Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
4)   Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
5)   Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.
Karakteristik karya tulis ilmiah:
1)   Isi kajian pada lingkup ilmu pengetahuan dan merupakan pembahasan suatu hasil penelitian.
2)   Sosok tampilan mengikuti aturan penulisan ilmiah, bersifat metodis dan sistematis.
3)   Dijiwai langkah sesuai dengan prosedur berpikir ilmiah dan menggunakan laras ilmiah.
Syarat- Syarat Karya Kulis lmiah:
1)   APIK (Asli, Penting, Ilmiah, Konsisten).
2)   Bentuk/jenis karya tulis jelas.
3)   Lengkap.
4)   Pengesahan jelas.
5)   Waktu Pembuatan logis.

B.       Karangan Semi Ilmiah
Semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah.
Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan,misalnya dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel dan roman. Karakteristiknya berada diantara ilmiah dan non ilmiah.
Contoh : editorial,opini,reportase,dan artikel.

C.      Karangan Nonilmiah
Nonilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konfliks, klimaks, setting.

III.   LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN KARANGAN
A.    Menentukan Tema dan Judul
Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
1)   Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
2)   Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
3)   Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.

B.     Mengumpulkan Bahan
Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

C.    Menyeleksi Bahan
Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya:
1)   Catat hal penting semampunya.
2)   Jadikan membaca sebagai kebutuhan
3)   Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

D.    Membuat Kerangka Karangan
Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
1)   Manfaat kerangka karangan
a)   Untuk menyusun karangan secara teratur.
b)   Mempermudah pembahasan tulisan.
c)    Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
d)  Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
e)   Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
f)    Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
g)   Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan dipertimbangkan secara menyeluruh.
2)   Syarat-syarat kerangka karangan yang baik
a)   Pengungkapan maksudnya harus jelas.
b)   Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
c)    Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
d)  Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.
3)   Berikut fungsi kerangka karangan :
a)   Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematik.
b)   Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
c)    Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
4)   Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a)   Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul)
b)   Mengatur urutan gagasan.
c)    Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d)  Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)

E.     Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan.
Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.

F.     Macam-macam Susunan Kerangka Karangan
1)   Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan nyata di alam. Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
a)         Berdasar urutan ruang.
Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan ruang / tempat : dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, urutan geografis.
Contoh
Topik              : Banjir.
Tujuan             : Untuk mengetahui lokasi banjir.
Tema               : Beberapa lokasi banjir di dunia.
I.BANJIR YANG TERJADI DI LUAR INDONESIA
A. Banjir di Asia
1. Banjir di China.
2. Banjir di Taiwan.
B. Banjir di Eropa
1. Banjir di Belanda.
2. Banjir di Inggris.
II. BANJIR YANG TERJADI DI INDONESIA.
A. Banjir di Pulau Jawa
1. Banjir di DKI Jakarta.
2. Banjir di Pacitan.
B. Banjir di luar Pulau Jawa
1. Banjir di Papua Barat.
2. Banjir di Padang.

b)   Urutan waktu.
Bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setipa peristiwa hanya menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain.
Contoh :
Topik   : masyarakat
Tujuan  : untuk mengetahui perkembangan masyarakat
Tema  : Perkembangan masyarakat  dari jaman ke jaman.
I. MASYARAKAT PEMBURU DAN PERAMU
A. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Pemburu dan Peramu di Indonesia
1. Di Irian
2. Di Kepulauan Mentawai
II. MASYARAKAT PETANI DAN PETERNAK
A. Masyarakat Petani  dan Peramu di Dunia
B. Masyarakat Petani dan Peternak di Indonesia
1. Masyarakat petani di Pulau Jawa
2. Masyarakat peternak di Nusa TenggaraTimur
III. MASYARAKAT INDUSTRI
A. Masyarakat Industri Modern
B. Masyarakat Industri Canggih
c)   Urutan topik yang ada.
Bagian-bagian diterangkan tanpa memasalahkan mana yang penting. Misal, laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran, bagian-bagian dalam sebuah lembaga, dll.
Contoh :
Topik   : Hutan
Tujuan  : Untuk mengetahui pemanfaatan hutan
Tema    : Pemanfaatan hutan.
I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH
A. Mencegah Erosi
B. Mengurangi Polusi
1. Polusi Udara
2. Polusi Suara
C. Sebagai Hutan Lindung
II. MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS
A. Hutan Tanaman Industri
B.  Hutan untuk Rekreasi
C. Hutan untuk Penelitian
Untuk pola berdasar urutan topik yang ada, penulis tidak perlu
memperhatikan  mana yang akan didahulukan.
2)   Logis
Merupakan unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Untuk susunan logis, dibagi berdasarkan :
a)         Klimaks-Anti klimaks.
Anggapan bahwa posisi tertentu dari sebuah rangkaian merupakan posisi yang paling penting. Terdiri dari dua hal  :
1. Urutan klimaks = yang penting di akhir.
2. Urutan antiklimaks = yang penting di awal.
Model ini hanya efektif untuk menguraikan sesuatu yang berhubungan dengan hirarki misalnya urutan pemerintahan.
Contoh :
Topik               : Banjir
Tujuan             : Untuk mengetahui akibat banjir
Tema                : Banjir dan akibatnya
I. MUSIM PENGHUJAN MULAI
II.PENGGUNDULAN HUTAN
III. EROSI DI MANA-MANA
IV. PENDANGKALAN SUNGAI
V. MUSIBAH BANJIR
VI. PENDERITAAN MASYARAKAT
b)  Umum-Khusus.
Umum  – khusus : Hal besar diperinci ke  hal- hal yang lebih kecil atau bagian-bagiannya.
Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu  suku-suku dan kebudayaannya.
Khusus  – Umum : Sebaliknya.
Contoh
Topik   : Pendidikan
Tujuan  : Untuk mengetahui pendidikan di masyarakat
Tema    : Pendidikan di masyarakat
I.  PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN MASYARAKAT SECARA UMUM
II. PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PERKOTAAN
III. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT PEDESAAN
IV.  PENDIDIKAN PADA GENERASI MUDA
c)  Sebab-Akibat.
- Sebab ke  akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian akan akibat-akibat yang mungkin  terjadi.
Misal ; penulisan sejarah, berbagai  persoalan sosial : kerusakan hutan, perubahan  cuaca global.
-   Akibat ke  sebab : masalah tertentu sebagai akibat, diikuti perincian sebab-sebab yang  menimbulkannya.
Misal : Krisis multidimensi di  Indonesia.
Contoh
Topik               :  Premanisme di Jakarta
I.PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TERSENDAT
II.  INDUSTRI TUTUP KARENA BAHAN BAKAR LANGKA
III. LAPANGAN KERJA MENCIUT
IV. MENCARI UANG DENGAN CARA MUDAH
d) Proses.
Dimulai dari penyajian masalah sampai penulisan kesimpulan umum atau 
solusi. Contoh: Banjir di Jakarta,  penyebabnya dan alternatif penyelesaiannya.

G.    Sistem Penomoran pada Kerangka Karangan
Ada dua cara :
1)      Sistem Campuran Huruf dan Angka.
I . Angka Romawi Besar untuk BAB
A. Huruf Romawi Besar untuk Sub Bab
1. Angka Arab besar
a. Huruf Romawi Kecil
i. Angka Romawi Kecil
(a) Huruf Romawi Kecil Berkurung
(1) Angka Arab Berkurung
Contoh :
I. Pendahuluan
II. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia
A. Bukti-Bukti dari Sensus 2000
B. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995
C. Studi Kasus di Lampung
1. Pengukuran Fertilitas
2. Penyebab Perbedaan fertilitas
a. Retaknya Perkawinan
b. Abstinensi Setelah Melahirkan
c. Perbedaan Fekunditas
III. Kesimpulan
2) Sistem Angka Arab (dengan digit).
1.
  1.1
      1.1.1     
2.
   2.1
       2.1.1
dst.
Contoh :
1. Pendahuluan
2. Tingkat Ekonomi dan Fertilitas di Indonesia
     2.1. Bukti-Bukti dari Sensus 2000
 2.2. Bukti-Bukti dari Survei Fertilitas-Mortalitas 1995
           2.3. Studi Kasus di Lampung
                   2.3.1. Pengukuran Fertilitas
                   2.3.2. Penyebab Perbedaan fertilitas
                             2.3.2.1. Retaknya Perkawinan
                             2.3.2.2. Abstinensi Setelah Melahirkan

                             2.3.2.3. Perbedaan Fekunditas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar