NOTASI
ILMIAH
Penyusunan sebuah karya ilmiah
memerlukan ketelitian dan kecermatan. Ketelitian dan kecermatan diperlukan
terutamadalam mengutip teori atau pernyataan-pernyataan dan pendapat-pendapat
para ahli atau siapa saja yang kompeten. Seseorang bisa mengutip dari buku,
majalah, surat kabar, buletin adalah sumber-sumber tertulis lainnya, teori,
pernyataan adalah pendapat itu merupakan hasil studi pustaka yang kita gunakan
untuk menegaskan, membuktikan dan memperkuat pembahasan masalah yang diuraikan
dalam karya tulis yang disusun.
Pencatatan sumber-sumber
tertulis itu dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu kutipan, ringkasan dan
paraf rasa. Apabila mengutip sebagian dari pendapat penulis, yang dianggap
dapat menunjang karya tulis, maka dapat dilakukan dengan cara pertama, yaitu
cara kutipan. Apabila ingin mengambil inti bagian cara yang kedua adalah
pustaka yang dibaca, dapat dilakukan cara yang kedua yaitu ringkasan. Cara
ketiga, cara paraf rasa dilakukan bila ingin menuliskan kembali pendapat atau
pandangan penulis dengan bahasa sendiri.
Namun dari ketiga cara
penulisan di atas, pada kesempatan ini akan dibahas penulisan sumber dengan
cara pertama, yaitu kutipan. Kutipan dari sumber tertulis harus dinyatakan
secara tertulis dalam karya tulis. Pernyataan tersurat itu dapat berupa catatan
pustaka pada teks, catatan kaki dibawah teks, dan daftar pustaka pada bagian
akhir karya tulis. Pernyataan tersurat itu merupakan bukti bahwa seseorang
tidak melakukan plagiat terhadap tulisan orang lain dan tidak melanggar hak
cipta orang lain.
I.
TEKNIK
NOTASI ILMIAH
Dalam bagian ini akan menguraikan hal-hal yang
bersifat pokok dari salah satu teknik notasi ilmiah yang mempergunakan catatan
kaki. Tidak semua aspek dari teknik notasi ilmiah tersebut akan dibahas di sini
melainkan bagian-bagian yang penting saja. Diharapkan dengan menguasai
aspek-aspek yang bersifat esensial maka seseorang akan mampu mengkomunikasikan
gagasannya secara ilmiah, atau paling tidak mampu memahami sebuah karya
ilmiah.
A. Kutipan
Karya ilmiah dapat mengutip pendapat, konsep dan teori
dari sumber lain dengan menyebutkan sumbernya sesuai dengan notasi yang diacu
oleh penulis. Ada dua cara mengutip pendapat, konsep dan teori yaitu kutipan
langsung dan tak langsung.
1)
Kutipan
Langsung
Kutipan langsung adalah
pengambilan bagian tertentu dari tulisan orang lain tanpa melakukan perubahan
ke dalam tulisan kita.
Syarat kutipan langsung adalah sebagai berikut:
a) Tidak boleh melakukan perubahan
terhadap teks asli yang dikutip
b) Menggunakan tiga titik berspasi
[. . . ] jika ada bagian yang dikutip
dihilangkan
c) Menyebutkan sumber sesuai dengan
teknik notasi yang digunakan.
d) Bila kutipan langsung pendek
(tidak lebih empat baris) dilakukan dengan cara:
·
Integrasikan langsung dalam tubuh teks
·
Diberi jarak antarbaris yang sama dengan teks
·
Diapit oleh tanda kutip
Bila kutipan langsung panjang
(lebih dari empat baris) dilakukan dengan cara:
§ Dipisahkan dengan spasi (jarak
antarbaris) lebih dari teks
§ Diberi jarak rapat antarbaris
dalam kutipan
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau
dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang
lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk “memandu pikiran dan tindakan”.1
1 Joseph LeDoux, The
Emotional Brain (New York: Simon & Schuster, 1996), h. 143.
|
Contoh Kutipan Langsung Pendek (kurang dari tiga baris)
Kecerdasan emosi merupakan
kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri
dan orang lain.1
1 Joseph LeDoux, The Emotional Brain (New York:
Simon & Schuster, 1996), h. 143.
Contoh Kutipan Langsung Panjang lebih dari tiga baris
Mayer dan Salovey mendefinisikan
kecerdasan emosional sebagai berikut:
Emotional intelligence involves the ability to
perceive accurately, appraise, and express emotion; the ability to understand
emotion and emotional knowledg; and ability to regulate emotions to promote
emotional and intellectual growth.1
1Peter
Salovey & D.J. Sulyster, Emotional Develompment and Emotional
Inteligence (New York: Basic Books, 1997), hal. 10.
1. 2) Kutipan Tak Langsung
Kutipan tak lansung adalah kutipan yang menuliskan
kembali dengan kata-kata sendiri. Kutipan ini dapat dibuat panjang atau pendek
dengan cara mengintegrasikan dalam teks, tidak diapit dengan kata kutip dan
menyebutkan sumbernya sesuai dengan teknik notasi yang dijadikan pedoman dalam
menulis karya ilmiah.
Modernisasi sangat berkaitan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, yang merupakan salah satu dari ketiga kesatuan kebudayaan
modern, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan ekonomi kapitalis,
dan berkembangnya masyarakat borjuis..1
1Slamet Sutrisno, “Budaya Keilmuan dan
Situasinya di Indonesia” Moedjanto et al. (ed.) Tantangan
Kemanusiaan Universal (Yogyakarta: Kanisius, 1993), hal 145
|
Contoh Kutipan Tak
Langsung
Modernisasi
sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, yang merupakan salah
satu dari ketiga kesatuan kebudayaan modern, yaitu perkembangan ilmu
pengetahuan, perkembangan ekonomi kapitalis, dan berkembangnya masyarakat
borjuis. 1
1 Slamet Sutrisno, “Budaya Keilmuan dan
Situasinya di Indonesia” Moedjanto et al. (ed.) Tantangan
Kemanusiaan Universal (Yogyakarta: Kanisius, 1993), hal 145
Tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang
kita kutip dengan mempergunakan angka Arab yang naik diketik setengah spasi.
Atau bisa juga mempergunakan lambang tertentu dengan catatan bahwa
lambang yang sama dapat diulangi dalam halaman yang berbeda, namun lambang yang
berbeda harus dipergunakan untuk tiap catatan kaki dalam halaman yang sama.
Catatan kaki dengan mempergunakan angka diberi nomor mulai dari angka 1 sampai
habis catatan kaki dalam satu bab. Untuk bab baru catatan kaki dimulai lagi
dengan angka 1 dan seterusnya.
Dalam satu kalimat dapat mengutip lebih dari satu
kutipan. Setiap pernyataan atau konsep yang dikutip diberi tanda kutip. Semua
tanda kutip disebutkan sumbernya pada catatan kaki.
Contoh kutipan lebih dari satu kutipan dalam satu
kalimat.
Emosi
adalah persepsi mental yang merupakan umpan balik dari stimulus1,bila
ditinjau dari sudut pandang biologi emosi adalah ekspresi dan
perasaan.yang ada pada cortex 2,
sedangkan emosi dari konteks sosial adalah perasaan pribadi dan pendekatan
perilaku sebagai bawaan3
1Joseph
LeDoux, The Emotional Brain (New York: Simon & Schuster, 1996), h.
143.
2K.T.
Strangman, The Psychology of Emotion (New York: Chichester, John Wiley
& Sons, 1996), h. 143.
3Peter
Salovey & D.J. Sulyster, Emotional Develompment and Emotional
Inteligence(New York: Basic Books, 1997), h. 13
Sekiranya kalimat di atas yang menggunakan tiga
kutipan dalam satu kalimat disusun menjadi tiga buah kalimat yang
masing-masing mengandung satu kutipan maka tanda catatan kaki ditulis sesudah
tanda baca penutup:
Menurut
LeDoux, emosi adalah persepsi mental yang merupakan umpan balik dari
stimulus.1 Berbeda dengan pendapat Strangman, bahwa emosi ditinjau
dari sudut pandang biologi adalah ekspresi dan perasaan. Dalam hal ini
ekspresi berada pada hypothalamus,
sedangkan perasaan pada ncortex.2
Salovey & Sulyster mendefinisikan emosi dari konteks sosial adalah
perasaan pribadi dan pendekatan perilaku, emosi dipandang sebagai bawaan. 3
1Joseph
LeDoux, The Emotional Brain (New York: Simon & Schuster, 1996), h.
143.
2K.T.
Strangman, The Psychology of Emotion (New York: Chichester, John
Wiley & Sons, 1996), h. 143.
3Peter
Salovey & D.J. Sulyster, Emotional Develompment and Emotional
Inteligence (New York: Basic Books, 1997), h. h. 13
B. Catatan Kaki
Catatan kaki adalah penyebutan
sumber yang dijadikan kutipan. Fungsi catatan kaki adalah memberikan
penghargaan terhadap sumber yang dikutip dan aspek ligalitas untuk izin
penggunaan karya tulis yang dikutip, serta yang terpenting adalah etika
akademik dalam masyarakat ilmiah sebagai wujud kejujuran penulis.
Kalimat yang
dikutip tersebut harus dituliskan sumbernya secara tersurat dalam catatan kaki.
Kutipan yang diambil dari halaman tertentu harus disebutkan halamannya dengan
singkatan hal, h, dan atau p, umpamanya, hal. 143., h.143. atau p.143.
Sekiranya kutipan itu disarikan dari beberapa halaman maka dituliskan
halaman-halaman yang dimaksud, umpamanya, hal. 143., hh. 6-10. atau pp. 6-10.
Contoh:
1Dali
S. Naga, Pengantar Teori Sekor pada Pengukuran Pendidikan (Jakarta:
Besbats, 1992), h. 306.
2R.
I. Arends, Learning to Teach (Singapore: McGraw-Hill Book Company,
1989), hh.12-16.
Catatan kaki ditulis dalam satu spasi dan dimulai
langsung dari pinggir, atau dapat juga dimulai setelah beberapa ketukan ketik
dari pinggir, asalkan dilakukan secara konsisten. Nama pengarang yang jumlahnya
sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang lebih dari tiga
orang hanya dituliskan nama pengarang pertama ditambah kata et al.(et
alii, artinya, dan kawan-kawan).
Contoh :
3David
L. Goetsch dan Stanley B. Davis,Quality Management: Introduction to Total
Quality Management for Production, Processing, and Service (New
Jersey: Prentice-Hall, Inc., 2000), h. 35.
4Ronald
K. Hambleton, H. Swaminathan dan H. Jane Rogers, Fundamentals of Item
Response Theory (London: Sage Publications, 1991), hh.12-13.
5John
A. R. Wilson et al., Psychological Foundation of Learning and
Teaching(New York: McGraw-Hill Book Company, 2004), h. 406.
Jika nama pengarangnya tidak ada maka langsung saja
nama bukunya dituliskan atau dituliskan Anon. (Anonymous) di
depan nama buku tersebut. Sebuah buku yang diterjemahkan harus ditulis baik
pengarang maupun penterjemah buku, sedangkan sebuah kumpulan karangan cukup
disebutkan nama editornya sebagai berikut:
6Rencana Strategi Pendidikan(Jakarta:Kementerian Pendidikan Nasional, 2010).
7Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 2, ayat 1.
8Peter Lauster, Tes Kepribadian terjemahan D.H.
Gulo (Jakarta: Gramedia:
2007), h. 27.
9K.R.
Rose danG. Kasper (Eds). Pragmatics in Language Teaching (Cambridge:
Cambridge University Press: 2010), h.13.
Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam
majalah, koran, kumpulan karangan atau dituliskan dalam forum ilmiah dituliskan
dalam tanda kutip disertai informasi mengenai makalah tersebut:
10Defri
Werdiono,“Upaya Menyelamatkan Gambut,” Kompas, 10 Agustus 2010, h.16.
11Douglas
Koch dan Mark Sanders, “The Effects of Solid Modeling and Visualization on
Technical Problem Solving,” Journal of Technology Education, Vol. 22
(2),Spring2011, hh. 1-5.
12H.
Diessel dan M. Tomasello, “Why Complement Clauses Do Not Include a That-Coplementizer
in Early Child Language“Proceedings of the Berkeley Linguistic Society,
2009, h. 14.
13Jujun
S. Suriasumantri, “Pembangunan Sosial Budaya Secara Terpadu” dalam Masalah Sosial Budaya Tahun 2000:
Sebuah Bunga Rampai (Eds) Soedjatmoko et. al.
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1986),hh. 10-15.
Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan
dengan memakai notasi op. cit.(opere citato, artinya, dalam karya
yang telah dikutip) dan loc. cit. (loco citato, artinya, dalam
tempat yang telah dikutip) dan ibid. (ibidem, artinya, dalam
tempat yang sama). Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan
pengulangan nama pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya
saja. Sekiranya pengulangan dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain
maka dipergunakan notasi ibid.seperti tampak dalam contoh
berikut:
14Ibid.,
h. 131.
15Ibid.
Artinya, dalam catatan kaki nomor 14 kita
mengulangi kutipan dari karangan JujunS. Suriasumantri seperti tercantum dalam
catatan kaki nomor 13 dengan nomor halaman yang berbeda. Sementara dalam
catatan kaki nomor 15, kita mengulangi kutipan dari karangan JujunS.
Suriasumantri seperti tercantum dalam catatan kaki nomor 13 dan tidak diselang
oleh pengarang lain dengan nomor halaman yang sama.
Sekiranya kita mengulang karangan H. Diessel & M.
Tomasello dalam catatan kaki nomor 12 yang terhalang oleh karangan Jujun S.
Suriasumantri maka kita tidak lagi menggunakan ibid.melainkan loc.
cit. seperti contoh di bawah ini:
15Diessel dan
Tomasello, loc. cit.
Ulangan halaman yang berbeda dan telah diselang oleh
pengarang lain ditulis dengan mempergunakan op. cit. sebagai
berikut:
16Diessel dan Tomasello, op.cit.,h.7.
Sekiranya dalam kutipan yang dipergunakan terdapat
seorang pengarang yang menulis beberapa karangan maka penggunaan loc.
cit.atau op. cit.akan membingungkan. Oleh sebab itu
sebagai penggantinya dituliskan nama karangannya. Bila judul itu panjang maka
dapat dilakukan penyingkatan selama hal itu mampu
mewakili judul karangan yang dimaksud.
Contoh :
17Diessel dan Tomasello, Why complement clauses,
h. 9.
Kadang-kadang kita ingin mengutip sebuah pernyataan
yang telah dikutip dalam karangan orang lain. Untuk itu maka kedua sumber itu
dituliskan sebagai berikut:
18Guilford
di dalam Howard Gardner, Frames of Mind (New York:
Basic Books. Inc. Publisher, 1983), hh. 73-75.
Semua kutipan tersebut di atas, baik yang dikutip
langsung maupun tidak langsung, sumbernya kemudian disertakan dalam daftar
pustaka. Hal ini kita kecualikan untuk kutipan yang didapatkan dari sumber
kedua sebagaimana tampak dalam catatan kaki nomor 18. Dalam catatan kaki nama
pengarang dituliskan lengkap dengan tidak mengalami perubahan apa-apa,
umpamanya, J. LeDoux ditulis lengkap Joseph LeDoux sedangkan
dalam daftar pustaka nama pengarang disusun berdasarkan urutan abjad nama huruf
awal nama familinya, yakni, LeDoux, Joseph.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar