PARAGRAF
(ALINEA)
I. PENGERTIAN PARAGRAF (ALINEA)
Paragraf adalah suatu bagian
dari sebuah karangan atau karya ilmiah yang cara penulisannya harus
dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea.
Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam
(geser ke sebelah kanan) beberapa spasi. Demikian pula dengan paragraf
berikutnya mengikuti paragraf pertama.
Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah
pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari
kalimat pengenal, kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat
penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan. Paragraf dapat juga dikatakan sebagai sebuah karangan
yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di
mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan membaca tulisan atau
buku kalau tidak ada paragraf. Kitapun susah memusatkan pikiran pada satu
gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf kita dapat berhenti sebentar
sehingga kita dapat memusatkan pikiran tentang gagasan yang terkandung dalam
paragraf itu.
II. SYARAT-SYARAT SEBUAH PARAGRAF
Di setiap paragraf harus memuat
dua bagian penting
a) Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan
pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada
bagian tengah maupun
akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan
dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan
dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
b) Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas
adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari
kalimat pokok suatu paragraf.
III. BAGIAN-BAGIAN PARAGRAF
a)
Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan
diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan,
b) Kalimat yang satu
dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.
IV.
KERANGKA PARAGRAF
a)
Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan
gagasan utama paragraf.
b)
Memberikan detil pendukung untuk mendukung
gagasan utama.
c)
Diakhiri kalimat penutup yang menyatakan kembali
gagasan utama
V. JENIS-JENIS
PARAGRAF
A. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Keraf (1980:63-66)
memberikan penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya
sebagai berikut.
1)
Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan
akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu, atau
menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Oleh Sebab itu sifat dari
paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup
menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang
pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan
meimbulkan kebosanan pembaca.
2)
Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung
adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf
penutup.
Inti persoalan yang
akan dikemukakan penulisan terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Oleh Sebab itu
dalam membentuk paragraf-paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan
antara satu paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur dan disusun
secara logis.
Sifat
paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf
disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf
yang menekankan pendapat pengarang.
3)
Paragraf Penutup
Paragraf penutup
adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian
karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari
apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung.
Apapun yang menjadi
topik atau tema dari sebuah karangan haruslah tetap diperhatikan agar paragraf
penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal
yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan
yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat menimbulkan
banyak kesan kepada pembacanya.
B. Jenis
Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat utama
juga turut menentukan jenis paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak
kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan(1985:70-71)
yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama dalam paragraf.
1)
Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai
dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan
kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini
biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang
khusus.
Dengan cara
menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan
pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa
disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal
paragraf.
2)
Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai
dengan mengemukakan penjelasan-enjelasan atau perincian-perincian, kemudian
ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir
induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
3)
Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini
kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini
kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan
ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf
campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
Contoh paragraf campuran seperti dikemukakan oleh
Keraf (1989:73):
Sifat kodrati bahasa
yang lain yang perlu dicatat di sini ialah bahwasanya tiap bahasa mempunyai
sistem. Ungkapan yang khusus pula, masing-masing lepas terpisah dan tidak
bergantung dari yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sistem makna tiap
bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsa yang memiliki bahasa itu
kerangka pikiran yang saya sebut di atas. Oleh karena itu janganlah kecewa
apabila bahasa Indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal
kata dalam sistem kata kerjanya, gugus fonem juga tertentu polanya, dan
sebagainya. Bahasa Inggris tidak mengenal “unggah-ungguh”. Bahasa Zulu tidak
mempunyai kata yang berarti “lembu”, tetapi ada kata yang berarti “lembu
putih”, “lembu merah”, dan sebagainya. Secara teknis para linguis mengatakan
bahwa tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal, serta pola
semantik yang khusus.
4)
Paragraf Tanpa Kalimat Utama
Paragraf ini tidak
mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang
membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan
berbentuk narasi atau deskripsi.
Contoh paragraf tanpa kalimat utama:
Enam puluh tahun yang
lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak dikenal melayang
menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak kehitam-hitaman dengan
disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai dusun Siberi Tengah.
Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa Vanovara melihat benda
itu menjadi bola api membentuk cendawan membubung tinggi ke angkasa, disusul
ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan terdengar sampai lebih
dari 1000 km jauhnya. (Intisari, Feb.1996 dalam Keraf, 1980:74)
Sukar sekali untuk
mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena seluruh paragraf
bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting dari
yang lain. Semuanya sama penting, dan bersama-sama membentuk kesatuan dari
paragraf tersebut.
5)
Paragraf Induktif
Paragraf induktif
adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang
khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus
di atas.
A. Ciri-ciri Paragraf
Induktif :
Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
1)
Menarik
kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
2)
Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
3)
Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat
Penjelas
4)
Kalimat utama paragraf induktif terletak di
akhir paragraf
5)
Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
6)
Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama,
yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
7)
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang
mendukung gagasa utama
B. Jenis Paragraf
Induktif :
1) Generalisasi
2)
Analogi
3)
Klasifikasi
4)
Perbandingan
5)
Sebab akibat :
1)
Sebab-akibat
2)
Akibat-sebab
3)
Sebab-akibat1-akibat2
a) Paragraf Generalisasi
Generalisasi adalah
penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan
sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup
dan dapat mewakili
Contoh : Setelah
karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, toto, Alex, dan Burhan
mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak
seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai
mengarang.
b) Paragraf Analogi
Analogi adalah penalaran
induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan
persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
Contoh : Sifat
manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu
meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati
dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin
merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
Demikian pula dengan
manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan,
bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
c) Paragraf Sebab-Akibat
Paragraf hubungan
sebab akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang
menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh : Kemarau
tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air
banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar.
Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan
para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan
panen di desa ini selalu gagal.
d) Paragraf Akibat-Sebab
Paragraf hubungan
akibat sebab adalah paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi
akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Contoh : Hasil
panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak
tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman
yang tidak berhasil tumbuh dengan baik.
Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.
Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.
e)
Paragraf Sebab-Akibat1-Akibat2
Dalam paragraf
hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian
akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua.
Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.
Contoh : Baru-baru
ini petani Cimanuk gagal panen karena tanaman padi mereka diserang hama wereng.
Peristiwa ini menelan kerugian ratusan juta rupiah. Selain itu, distribusi
beras ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung terganggu. Pasokan beras
di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehingga masyarakat
kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor
beras dari negara tetangga dengan harapan masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan
pangannya selama menunggu hasil panen berikutnya.
C. Jenis Paragraf
Berdasarkan Isinya
1) Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan
jelas dan terperinci. Paragraf deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan
gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah
dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.
Contoh : keadaan banjir, suasana di pasar
Menandai
Ciri-ciri Paragraf Deskripsi
Bacalah dua kutipan di bawah ini!
KUTIPAN
1
Malam itu, indah sekali. Di langit,
bintang – bintang berkelip – kelip memancarkan cahaya. Hawa dingin menusuk
kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik, burung malam, dan kelelawar mengusik
sepinya malam. Angin berhembus pelan dan tenang.
KUTIPAN
2
Kamar itu, menurut penglihatan saya,
sangatlah besar dan bagus. Sebuah tempat tidur besi besar dengan kasur, bantal,
guling, dan kelambu yang serba putih, berenda dan berbunga putih, berada di
kamar dekat dinding sebelah utara. Kemudian, satu cermin oval besar tergantung
di dinding selatan. Di kamar itu juga ada lemari pakaian yang amat besar
terbuat dari kayu jati. Lemari kokoh itu tepat berada di samping pintu kamar
Kedua
kutipan tersebut adalah contoh paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi mempunyai
ciri-ciri yang khas, yaitu bertujuan untuk melukiskan suatu objek.
Dalam paragraf deskripsi, hal-hal yang
menyentuh pancaindera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, atau
perabaan) dijelaskan secara terperinci. Inilah ciri-ciri paragraf deskripsi yang
menonjol, seperti dalam kutipan 1.
Ciri yang kedua adalah penyajian
urutan ruang. Penggambaran atau pelukisan berupa perincian disusun secara
berurutan; mungkin dari kanan ke kiri, dari atas ke bawah, dari depan ke
belakang, dan sebagainya, seperti dalam kutipan 2.
Ciri deskripsi dalam penggambaran
benda atau manusia didapat dengan mengamati bentuk, warna, dan keadaan objek
secara detil/terperinci menurut penangkapan si penulis.
….seorang gadis berpakaian
hitam…..
….tiga lelaki tanpa alas kaki….
Dalam paragraf deskripsi, unsur
perasaan lebih tajam daripada pikiran.
….bersama terpaan angin yang
lembut…..
2)
Paragraf Eksposisi
Menulis
eksposisi sangat besar manfaatnya. Mengapa? Sebagian besar masyarakat menyadari
pentingnya sebuah informasi.
Eksposisi merupakan sebuah paparan atau penjelasan.
Jika
ada paragraf yang menjawab pertanyaan apakah itu? Dari mana asalnya? Paragraf
tersebut merupakan sebuah paragraf eksposisi. Eksposisi adalah karangan yang
menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat
pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya.
Contoh : laporan
Dalam
paragraf eksposisi, ada beberapa jenis pengembangan, yaitu (1) eksposisi
definisi, (2) eksposisi proses, (3) eksposisi klasifikasi, (4) eksposisi
ilustrasi (contoh), (5) eksposisi perbandingan & pertentangan, dan (6)
eksposisi laporan.
Mengenali
Contoh-contoh Paragraf Eksposisi
PARAGRAF 1
Ozone therapy adalah pengobatan suatu
penyakit dengan cara memasukkan oksigen ,urni dan ozon berenergi tinggi ke
dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita
maupun sebagai pencegah penyakit.
PARAGRAF 2
Pemerintah akan memberikan bantuan
pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah
atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang
rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya
rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat
mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan
oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.
PARAGRAF 3
Sampai hari ke-8, bantuan untuk para
korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah
Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa
Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga.
Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka
kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa
bantuan pemerintah kurang merata.
Topik – topik yang Dapat
Dikembangkan Menjadi Paragraf Eksposisi
Tujuan
paragraf eksposisi adalah memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan
pembaca bertambah. Oleh karena itu, topik-topik yang dikembangkan dalam
paragraf eksposisi berkaitan dengan penyampaian informasi. Berikut ini contoh –
contoh topik yang dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf eksposisi.
1.
Manfaat menjadi orang kreatif
2.
Bagaimana proses penyaluran bantuan langsung?
3.
Konsep bantuan langsung tunai.
4.
Faktor – faktor penyebab mewabahnya penyakit
flu burung.
3)
Paragraf Argumentasi
Paragraf
Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang
sesuatu.
Untuk
memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan data-data
pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan
penulis.
Dalam
paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali.
Ciri- ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang
dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; (3)
pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang
digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh
melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian
kepustakaan.
Pada
akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang
membedakan argumentasi dari eksposisi.
PARAGRAF 1
Menyetop bola dengan dada dan kaki
dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya
dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola
seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar
mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola
jempolan (Tarigan 1981 : 28).
PARAGRAF 2
Mempertahankan kesuburan tanah
merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses
menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib
diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya.
Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan cara menjaga kesuburannya,
dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
Tujuan
yang ingin dicapai melalui pemaparan argumentasi ini, antara lain :
1.
melontarkan pandangan / pendirian
2.
mendorong atau mencegah suatu tindakan
3.
mengubah tingkah laku pembaca
4.
menarik simpati
Contoh : laporan penelitian ilmiah, karya
tulis
4)
Paragraf Narasi
Paragraf
narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam
karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan
konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.
Perhatikan contoh berikut!
Kemudian mobil meluncur kembali,
Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher.
Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka
pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit.
Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.
Paragraf
naratif disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa yang berurutan atau
secara kronologis. Tujuannya, pembaca diharapkan seolah-olah mengalami sendiri
peristiwa yang diceritakan.
Contoh : novel, cerpen, drama
Paragraf
narasi dibedakan atas dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasi
sugestif. Paragraf narasi ekspositoris berisikan rangkaian perbuatan yang
disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut
secara tepat.
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin
bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu
bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh
kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai
pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung
Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar
Ahmad, sang pengantin….
Sumber : Tempo, 20 Februari 2005
Paragraf
narasi sugestif adalah paragraf yang berisi rangkaian peristiwa yang disusun
sedemikian rupa seehingga merangsang daya khayal pembaca, tentang peristiwa
tersebut.
Patih Pranggulang menghunus pedangnya.
Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh,
sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh
Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu
dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang
melakukan hal itu. Akan tetapi, semuanya gagal.
Sumber : Terampil Menulis Paragraf,
2004 : 66
5)
Paragraf Persuasi
Paragraf
Persuasi merupakan paragraf yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh karena
itu, biasanya disertai penjelasan dan fakta-fakta sehingga meyakinkan dan dapat
mempengaruhi pembaca.
Pendekatan
yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha
membangkitkan dan merangsang emosi.
Contoh
: (1) propaganda kelompok / golongan, kampanye, (2) iklan dalam media massa,
(2) selebaran, dsb.
Sistem pendidikan di Indonesia yang
dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat
dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada
peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan
Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD
kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun
ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30%
materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu
kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi
semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh
karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan nasional.
Sumber : Kompas, 10 November 2001
dengan pengubahan seperlunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar