RESENSI BUKU
I.
PENGERTIAN RESENSI
Kata “Resensi” berasal dari bahasa
Latin, yaitu dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memilik arti
melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie.
Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.
Menurut “Kamus Istilah
Sastra” yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984), Resensi adalah hasil
pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini
memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik
buku.
Resensi merupakan salah
satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan
memberi pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan.
Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai bentuk tulisan yang merupakan
perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku,
pembahasan, atau kritik terhadap buku tersebut. Bentuk tulisan ini bergerak di
subyektivitas peresensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang
bidang itu.
WJS. Poerwadarminta (dalam
Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan
atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan
buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi
dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan
dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau
majalah.
Saryono (1997:56)
menjelaskan Pengertian Resensi sebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan
merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya
adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya,
bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut.
Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa
foto buku atau foto copi sampul buku.
Dari pengertian di atas
dapat dikatakan bahwa resensi merupakan salah satu upaya menghargai tulisan
atau karya orang lain dengan cam memberikan komentar secara objektif. Di dalam
hal ini hams dihindari sejauh mungkin sifat subjektivitas penulis resensi
terhadap bahan yang akan diresensi atau rasa senang dan tidak senang terhadap
seseorang. Selain itu, penulis resensi hams memiliki wawasan yang cukup tentang
bahan yang akan diresensi.
Menulis resensi adalah
salah satu upaya memperkenalkan suatu buku kepada orang lain yang belum membaca
buku tersebut sehingga setelah membaca resensi, orang tersebut tergerak hatinya
untuk membaca karya orang lain. Dengan demikian, tujuan meresensi menjadi
meluas, di antaranya sebagai alat promosi suatu karya kepada khalayak yang
belum mengetahui karya tersebut. Saat ini, selain resensi buku dikenal juga
resensi film, resensi drama, resensi musik atau kaset dan sebagainya.
Resensi memang dimaksudkan
untuk memberitahukan kepada khalayak pembaca tentang kehadiran sebuah buku baru
dan segi waktu penerbitan maupun temanya. Namun itu tidak berarti buku lama
tidak layak untuk diresensi. Buku lama yang isi atau temanya masih atau kembali
menjadi relevan dengan situasi aktual saat ini, juga sangat baik untuk diresensi.
Sebagai contoh, Anda dapat meresensi novel Layar Terkembang, meskipun novel itu
diterbitkan tahun 1930-an. Novel tersebut bertema perjuangan wanita untuk
menyejajarkan diri dengan laki-laki dalam berkarier yang saat ini sedang
gencar-gencarnya dibicarakan ma-syarakat di era global.
ApabilaAnda ingin meresensi
buku terbitan lama yang relevan untuk kebutuhan pembaca saat ini tentunya bukan
untuk mengajak para pembaca resensi agar mau membeli buku yang diresensi karena
buku itu sudah tidak tersedia di toko buku. Tujuan penulisan resensi itu
tentunya lebih pada upaya membangkitkan semangat dan memperluas pengetahuan
pembaca resensi.
II.
TUJUAN MERESENSI
Tujuan resensi adalah
memberi informasi kepada masyarakat akan kehadiran suatu buku, apakah ada hal yang baru dan penting atau hanya sekadar
mengubah buku yang sudah ada. Kelebihan dan kekurangan buku adalah objek
resensi, tetapi pengungkapannya haruslah merupakan penilaian objektif dan bukan
menurut selera pribadi si pembuat resensi. Umumnya, di akhir ringkasan terdapat
nilai-nilai yang dapat diambil hikmahnya.
Pembuat resensi
disebut resensator.
Sebelum membuat resensi, resensator harus membaca buku itu terlebih dahulu.
Sebaiknya, resensator memiliki pengetahuan yang memadai, terutama yang
berhubungan dengan isi buku yang akan diresensi.
III.
SYARAT
MERESENSI
Ada beberapa syarat untuk meresensi (membuat resensi)
buku.
1) Ada data buku, meliputi
nama pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku.
2) Pendahuluannya berisi
perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang, atau hal yang
berhubungan dengan tema atau isi.
3) Ada ulasan singkat terhadap
buku tersebut.
4) Harus bermanfaat dan kepada
siapa manfaat itu ditujukan.
IV. KAIDAH MENULIS RESENSI
Sering penulis tidak tahu bagaimana memulai dengan
resensi. Akan sangat bermanfaat bila penulis mulai dengan latar belakang buku
tersebut. Pada latar belakang ini penulis memulai dengan tema yang kemudian
diikuti dengan deskripsi singkat isi buku.
1) Yang dideskripsikan tidak hanya isi saja tetapi juga
menyangkut badan mana yang menerbitkan buku, kapan diterbitkan, ketebalan buku,
harga, nama pengarang , ketenarannya, buku mana saja yang pernah ditulisnya,
atau mengapa ia menulis buku itu.
2) Macam atau Jenis Buku
Penulis resensi harus bisa menunjukkan kepada pembaca,
buku yang baru diterbitkan itu berjenis apa? Misalkan termasuk buku cerita
detektif , cerita percintaan? buku pengetahuan bahsakah? dan sebagainya.
3) Keunggulan Buku
Mengenai keunggulan buku penulis resensi pertama-tama
mempersoalkan organisasinya. Yang dimaksud organisasi adalah kerangka karangan,
apakah antarbagian kerangka telah memiliki hubungan yang jelas, urut dari yang
mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang kompleks dan seterusnya. Yang
kedua penulis menelaah isinya. Apakah isi buku itu lebih detail dari penulis
lain, masuk akalkah isinya? dsb. Yang ketiga adalah masalah bahasa.
Ragam bahasa apa
yang digunakan? Mudah dicernakah bagi pelajar, atau bagi semua kalangan?
Berbelit-belitkan ? Bahasa yang baik dilihat dari struktur kalimatnya, hubungan
antarkalimatnya, serta pilihan kata yang digunakan. Yang terakhir yang disoroti
adalah perwajahan (lay out). Perwajahan berkaitan dengan buku secara fisik,
pencetakannya, penjilidannya mudah lepas atau tidak, banyak salah cetakkah?
gambar cover sesuai dengan isi? . Hal-hal ini bila ditujukan pada tulisan
nonfiksi. Jika yang disoroti buku fiksi maka yang diulas dari sisi unsur
intrinsik dan ekstrinsik dari buku tersebut. misalnya apa temanya, apakah
temanya merupakan temuan baru, sesuai dengan permasalahan yang ada di
masyarakat saat ini?, menarikkah masalah yang diangkat?, bagaimna alurnya?
konflik-konfliknya menarik bagaimana latarnya, perwatakannya, sudut
pandangnya?, gaya ceritanya, dan sebagainya.
4)
Nilai
buku
Maksud dari nilai sebuah karya tidak
berkaitan dengan baik buruknya, melainkan berkaitan dengan manfaat buku
tersebut bagi pembaca. Setelah membaca buku tersebut apakah pembaca merasa
wawasan tentang kehidupan bertambah? Ataukah hidupnya lebih bijaksana, apakah
pengetahuan buku tersebut berguna untuk tugas-tugasnya dan lain sebagainya.
IV.
JENIS RESENSI BUKU
Ada yang berpendapat bahwa minimal ada
tiga jenis resensi buku :
1)
Informatif,
maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan
keseluruhan isi buku.
2)
Deskriptif,
maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3)
Kritis,
maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan
tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
V.
UNSUR-UNSUR RESENSI
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur
resensi adalah sebagai berikut:
1) Membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai
seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul
dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras
dengan keseluruhan isi resensi.
2) Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai
berikut:
3) judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil
terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
4) pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah,
editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
5) penerbit;
6) tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
7) tebal buku;
8) harga buku (jika diperlukan).
A. Membuat
pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
1) memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk
apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
2) membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis,
baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
3) memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
4) memaparkan keunikan buku;
5) merumuskan tema buku;
6) mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
7) mengungkapkan kesan terhadap buku;
8) memperkenalkan penerbit;
9) mengajukan pertanyaan;
10) membuka dialog.
B. Tubuh
atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat
hal-hal di bawah ini:
1) sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
2) ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
3) keunggulan buku;
4) kelemahan buku;
5) rumusan kerangka buku;
6) tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
7)
adanya
kesalahan cetak.
C. Penutup
Resensi
Bagian
penutup, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
D. Contoh
– contoh Resensi
Judul :
Metamorfosis
Judul Asli :
Die Verwandlung
Penulis :
Franz Kafka
Penerjemah :
Juni Liem
Penerbit :
Homerian Pustaka
Cetakan :
I, Des 2008
Tebal :
154 hlm
”Suatu pagi
Gregor Samsa terbangun dari mimpi buruknya, ia menemukan dirinyatelah berubah
menjadi seekor kutu besar yang menakutkan.”Demikian kalimat pembuka dari
Metamorfosis (1915), sebuah novella muram yangditulis oleh Franz Kafka
(1883-1924) salah satu penulis asal Jerman yang palingberpengaruh dalam abad ke
20 . Tiba-tiba saja Gregor Samsa terputus hubungandengan masa lalunya sebagai
manusia. Sesuatu yang diluar nalar terjadi padahidupnya. Bukan mimpi melainkan
kenyataan. Walau cara berpikirnya masihmanusia, namun fisiknya berubah bentuk
menjadi seekor kutu besar.Sebelum berubah wujud Gregor Samsa adalah seorang
salesman kain yangmerupakan tulang punggung keluarganya. Ia tinggal bersama
kedua orang tuanya,dan Gretta, adik kandungnya. Karenanya ketika ia berubah
wujud, ia tak dapat lagibekerja sehingga kondisi keuangan keluarganya menjadi
terganggu. Tak hanya ituGregor menjadi terasing di tengah keluarganya sendiri.
Ia menjadi tersisihkan,terpenjara dalam kamarnya sendiri. Ia kini menjadi obyek
yang memalukan bagikeluarganya.
Bahkan
ayahnya sendiri selalu memandangnya dengan jijik bahkanberusaha untuk
membunuhnya.Bisa dibayangkan bagaimana perubahan wujud itu membuat Gregor
tertekan,ruang gerak dan perilakukanya menjadi seperti seekor serangga, merayap
didinding, di langit-langit, sembunyi disela-sela perabot kamar,
kebiasaanmakannyapun mulai berubah, ia kini lebih menyukai makanan-makanan
sisadibanding makanan segar. Walau ia bisa mendengar dan memahami apa
yangdiatakan keluarganya, ia tak mampu lagi berkomunikasi dengan keluarganya.
Takada yang mempedulikannya lagi kecuali Gretta dan ibunya yang
masihmemperhatikannya dengan memberi makan dan memindahkan beberapa
perabotkamarnya agar Gregor lebih leluasa bergerak.Sebulan sudah Gregor berubah
wujud dan terpenjara dalam kamarnya. KarenaGregor tak bisa bekerja, maka ketika
keluaranya kehabisan uang, merekamemutuskan untuk menyewakan beberapa kamar di
apartemen mereka pada tigaorang lelaki. Semenjak itu kehidupan keluarga Gregor
menjadi layaknya pembantu
karena mereka
harus menyediakan makanan dan beberapa keperluan dari penyewakamar.Namun
sayangnya ketenangan ketiga penyewa kamar keluarga Gregor terusikketika sebuah
peristiwa membuat Gregor tergerak untuk keluar dari kamarnya danfisiknya
terlihat oleh ketiga pria tersebut. Hal ini membuat mereka menjadiketakutan dan
mumutuskan untuk tak lagi menyewa kamar keluarga Gregor.Kejadian ini tentu saja
membuat ayah Gregor geram dan berniat membunuhnya,dengan melempar Gregor dengan
apel. Salah satu apel bersarang dalam tubuhnyahingga membusuk dan membuat
Gregor menderita kesakitan. Ia kembali terkurungdalam kamarnya.
Peristiwa
ini pula merupakan titik balik bagi keluarga Gregoruntuk segera melupakan bahwa
Gregor sebenarnya masih hidup, hal ini terungkapseperti yang dikatakan Gretta
pada ayahnya :“Ayah harus dapat melupakan bahwa ide bahwa itu adalah
Gregor..Bagaimanamungkin itu Gregor? Jika itu adalah Gregor, ia harus melihat
dari dahulu bahwa takdapat manusia hidup dengan binatang seperti itu…Kita tak
mempunyai saudaralaki-laki lagi, tapi kita dapat mengingat dia di dalam hidup
kita dengan hormat.”(hal 137).Dilupakan oleh keluarganya sendiri membuat hati
Gregor semakin pedih, Sebagaimanusia ia telah mati. Dan Gregor dengan sisa-sisa
kekuatannya mencobabertahan, namun sampai berapa lama Gregor si kutu besar itu
mampu bertahansendirian tanpa seorangpun yang mempedulikannya ?Metamorfosis
banyak dianggap sebagai kisah yang simbolik dengan berbagaiinterpretasi. Soal
menjadi mahluk apa sebenarnya si Gregor ini sendiri menjadibanyak perdebatan,
ada yang mengatakan kecoak, serangga, kutu, dll. MemangKafka sendiri tak
memberikan deskripsi detail seperti apa wujud Gregor yang telahberubah. Bahkan
untuk keperluan sampul bukunya pun ia menyurati padapenerbitnya bahwa mahluk
tersebut tidak untuk digambar.Lalu bagaimana pula dengan penjelasan logis
mengapa Gregor bisa berubah wujud?Kafka memang tak sedang membuat kisah fiksi
ilmiah, jadi jangan harap kita akanmenemukan jawaban atas perubahan wujud Gregor.
Dalam novelnya ini Kafkatampak lebih mengutamakan penggambarkan kondisi
psikologis yang dialamiGregor dibanding menjelaskan mengapa kejadian aneh ini
bisa terjadi. SastrawanRusia Vladimir Nabakov, penulis novel
"Lolita", juga mengatakan, "Barang siapamelihat `Metamorfosa`
lebih dari sekedar fantasi ilmu serangga, aku anggappembaca itu telah
berhasil."Nah, jadi apa yang bisa kita peroleh dari novel pendek ini ?
Tentunya pembaca memiliki interpretasi masing-masing dari apa yang dibacanya.
Dalam MetamorfosisKafka menggambarkan betapa egoisnya manusia sekalipun itu
berada dalam lingkungan keluarga sendiri. Ketika Gregor berubah wujud, begitu
cepatkeluarganya melupakan jasa Gregor yang telah menjadi tulang
punggungperekonomian keluarganya. Gregor kini dianggapnya sebagai parasit
dalamkeluarga, padahal sebelumnya keluarga Gregorlah yang menjadi parasit
dalamhidup Gregor. Kafka juga berbicara mengenai bagaimana kedekatan dan cinta
dari orang-orangyang kita sayangi bisa berubah ketika kita mengalami
‘perubahan’. Memang Kafkamemberikan contoh esktrim dengan mengubah Gregor
menjadi binatang. Namundalam kenyataannya mungkin suatu saat kita mengalami
perubahan dalamkehidupan yang diakibatkan karena kehilangan pekerjaan,
kegagalan dalam karier,kejatuhan dalam dosa, dan lain-lain. Hal itulah yang
membuat kita menjadi sepertiGregor. Dari sosok yang diandalkan, dibutuhkan, dan
tiba-tiba menjadi pribadi yangdiasingkan, dibenci, karena tak lagi sesuai
dengan harapan orang-orang yangsebelumnya mengasihi kita.Kisah Gregor dalam Metamorfosis
(Die Verwandlung dalam bahasa Jerman), adalahnovella karya Franz Kafka yang
paling terkenal selain The Trial dan The Castle.Kalau tidak salah Metamorfosis
pernah dua kali diterjemahkan di Indonesia oleh duapenerbit yang berbeda
(Bentang Pustaka dan Aksara). Dan kini novella iniditerjemahkan dan diterbitkan
oleh Homerian Pustaka dengan cover yangmenawan. Namun sayangnya ada yang tak
konsisten antara terjemahan dengancover, pada isi buku ini wujud Gregor
diterjemahkan sebagai kutu besar, sedangkandi ilustrasi cover terjemahannya
yang Nampak adalah wujud kecoak.Dari segi terjemahannya, di halaman-halaman
awal hingga pertengahan saya takmenemui kesulitan untuk memahami novella ini,
namun di bagian-bagianberikutnya saya mulai sulit untuk memahami apa yang
dimaksud dalam kalimat-kalimatnya. Setelah saya konfirmasikan ke beberapa kawan
yang telahmembacanya, ternyata merekapun mengalami hal yang sama. Mungkin di
cetakan-cetakan berikutnya karya ini bisa diedit lagi agar terjemahannya lebih
mudahdipahami dan enak dibaca.
Judul Buku : My Valentine
Penulis : Hanna Al – Ithriyah
Terbit : Gema Insani
Cetakan : 1, Dzulqa’idah 1427 H / November 2006 M
Tebal : 192 halaman
Hanna Al – Ithriyah, penulis muda berbakat ini masih bersekolah di
madrasahaliah ( P1 ) Annuqayah, Sumenep, Madura,. Lahir di Sumenep, 22
desember 1985, karyanya yang berjudul “ Selaka Rindu Dinda “ berhasil
memperoleh juarahiburan pertama pada lomba SMCI Gema Insani dan di bukukan
dalam antologicerpen pemenang sayembaya yang judulnya diambil dari judul
cerpennya, “Selaka Rindu Dinda “.Kali ini, Hanna Al – Ithriyah kembali
meluncurkan buku kumpulan cerpenkaryanya yang berjudul “ My Valentine “ yang
berisi sebelas cerita dengankarakteristik yang berbeda di setiap
ceritanya.Kumpulan cerpen “ My Valentine “ secara tidak langsung membuat
ketertarikaningin membacanya. Yang paling mempengruhi itu adalah judulnya, yang
sudahfamiliyar dengan remaja-remaja. Banyak orang yang salah memprediksikan
isibuku ini, karena mereka melihat dari judulnya, padahal isinya sangat
berbedadengan yang mereka prediksikan. Selain itu bahasanya sangat
mudahdimengerti walaupun ada sebagian kata yang memakai bahasa arab dan
maduratetapi di akhir cerita di berikan keterangannya.Diantaranya sebelas
cerita, ada 3 cerita yang terlihat paling menyentuh hati danmengharukan. Ketiga
cerita itu adalah “ Dialog Alam Barzah “, “ H Minus 7 ( MyValentine )”, “ Donat
“. Ketiga cerita ini mengandung makna yang sangat dalam.Bisa dilihat dari
cerita “ Dialog Alam Barzah “ menceritakan tentang amalanseseorang yang tidak
menjamin masuk surga yaitu menceritakan di 24 orang hamba Allah ,
yang salah satu dari mereka adalah ahli ibadah, ternyata seorangahli ibadah
tidak menjamin dia akan masuk surga karena orang tersebut belumbisa menghindari
penyakit hati.Ternyata yang masuk surga adalah orang yang selalu menjaga agar
hatinyaselalu bersih dari penyakit hati. Dalam cerita ini bahasa yang digunakan
sangatmudah dimengerti seakan-akan kita menyaksikan langsung kejadian
tersebut.Dicerita yang kedua bahasa yang di digunakan yaitu bahasa gaul anak
remajasekarang yang berjudul “ H Minus 7 ( My Valentine ) “ isinya
menceritakanseorang anak muda yang bernama Boy. Anak muda ini sedang mencaripasangan
untuk merayakan hari valentine, ternyata cewek-cewek di sekolahnyasudah
mempunyai gandengan. Yang belum hanya anak Rohis. Tentunya itumemperkenalkan
seorang akhwat itu dan temannya memberi saran untuksecepatnya mengirim sebuah
kado dan sekotak coklat. Boy mengikuti sarantemannya itu. Setelah itu Boy
mendapat bingkisan itu kembali dan didalamnyaterdapat securik kertas yang
didalamnya berisi penolakan menerima bingkisanValentine itu. Akhwat itu menolak
ajakan dan pemberian bingkisan itu, laluakhwat itu menjelaskan alasannya dan
memberi pesan yang sangat menyentuhhati sehingga bisa membuat Boy kembali
mendekat kepada Allah SWT.Dicerita yang ketiga “ DONAT “ isinya kita ambil
hikmah yang sangat besar karena ceritanya sangat menyentuh hati, sampai
bisa membuat menangispembacanya dan sangat membuat penasaran karena judulnya
seperti komedi.Didalamnya menceritakan sebuah keluarga yang harmonis, seorang
ibu yangmempunyai dua orang anak yang bernama Yuli dan Ipit. Ipit anak yang
palingkecil, dia sangat suka makan donat. Sehari saja dia makan donat dia pasti
mayur dan bertingkah tidak karuan. Suatu hari dia masuk rumah sakit,
ternyata diamengidap penyakit turunan dari ayahnya yaitu penyakit diabetes.
Tidak berapalama Ipit meninggal dunia, ibunya dan kakanya sangat
menghawatirkan. Ceritaitu sangat mengharukan dibanding cerita yang lain.
Kesimpulan cerpen ini sangat bagus karena bisa membuat pembacanyapenasaran
dan semua makna ceritanya sangat mendalam, banyak sekali hikmahyang bisa kita
ambil di buku itu, bahasanya tidak berbeli-belit tapi sangat mudahdi
mengerti.Setelah membaca buku kumpulan cerpen “ My Valentine ‘ karya Hanna
Al-Ithriyah, sangat berdampak positif terhadap pembacanya dan banyak
sekalihikmah yang bisa diambil, selain itu bisa menjadikan kita sadar dalam
dalammenjalani hidup ini. Kelebihan yang paling menonjol didalam buku ini
adalah judulnya yang sangat bagus karena judul itu seperti mendeskripsikan
isinyacerita yang bukan islami, tetapi kenyataanya isinya itu sangat
islami.Kumpulan cerpen ini mempunyai beberapa kekurangan yaitu alur
ceritanyakurang mengerti dan jalan semua ceritanya terlalu lambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar