Kamis, 05 Oktober 2017

RESENSI BUKU

RESENSI BUKU

  
I.     PENGERTIAN RESENSI
Kata “Resensi” berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.
Menurut “Kamus Istilah Sastra” yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984), Resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan memberi pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap buku tersebut. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas peresensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu.
WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah.
Saryono (1997:56) menjelaskan Pengertian Resensi sebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya , benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa resensi merupakan salah satu upaya menghargai tulisan atau karya orang lain dengan cam memberikan komentar secara objektif. Di dalam hal ini hams dihindari sejauh mungkin sifat subjektivitas penulis resensi terhadap bahan yang akan diresensi atau rasa senang dan tidak senang terhadap seseorang. Selain itu, penulis resensi hams memiliki wawasan yang cukup tentang bahan yang akan diresensi.
Menulis resensi adalah salah satu upaya memperkenalkan suatu buku kepada orang lain yang belum membaca buku tersebut sehingga setelah membaca resensi, orang tersebut tergerak hatinya untuk membaca karya orang lain. Dengan demikian, tujuan meresensi menjadi meluas, di antaranya sebagai alat promosi suatu karya kepada khalayak yang belum mengetahui karya tersebut. Saat ini, selain resensi buku dikenal juga resensi film, resensi drama, resensi musik atau kaset dan sebagainya.
Resensi memang dimaksudkan untuk memberitahukan kepada khalayak pembaca tentang kehadiran sebuah buku baru dan segi waktu penerbitan maupun temanya. Namun itu tidak berarti buku lama tidak layak untuk diresensi. Buku lama yang isi atau temanya masih atau kembali menjadi relevan dengan situasi aktual saat ini, juga sangat baik untuk diresensi. Sebagai contoh, Anda dapat meresensi novel Layar Terkembang, meskipun novel itu diterbitkan tahun 1930-an. Novel tersebut bertema perjuangan wanita untuk menyejajarkan diri dengan laki-laki dalam berkarier yang saat ini sedang gencar-gencarnya dibicarakan ma-syarakat di era global.
ApabilaAnda ingin meresensi buku terbitan lama yang relevan untuk kebutuhan pembaca saat ini tentunya bukan untuk mengajak para pembaca resensi agar mau membeli buku yang diresensi karena buku itu sudah tidak tersedia di toko buku. Tujuan penulisan resensi itu tentunya lebih pada upaya membangkitkan semangat dan memperluas pengetahuan pembaca resensi.

II.      TUJUAN MERESENSI
Tujuan resensi adalah memberi informasi kepada masyarakat akan kehadiran suatu buku, apakah ada hal yang baru dan penting atau hanya sekadar mengubah buku yang sudah ada. Kelebihan dan kekurangan buku adalah objek resensi, tetapi pengungkapannya haruslah merupakan penilaian objektif dan bukan menurut selera pribadi si pembuat resensi. Umumnya, di akhir ringkasan terdapat nilai-nilai yang dapat diambil hikmahnya.
Pembuat resensi disebut resensator. Sebelum membuat resensi, resensator harus membaca buku itu terlebih dahulu. Sebaiknya, resensator memiliki pengetahuan yang memadai, terutama yang berhubungan dengan isi buku yang akan diresensi.

III.   SYARAT MERESENSI
Ada beberapa syarat untuk meresensi (membuat resensi) buku.
1)   Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku.
2)   Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi.
3)   Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
4)   Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan.

IV. KAIDAH MENULIS RESENSI
Sering penulis tidak tahu bagaimana memulai dengan resensi. Akan sangat bermanfaat bila penulis mulai dengan latar belakang buku tersebut. Pada latar belakang ini penulis memulai dengan tema yang kemudian diikuti dengan deskripsi singkat isi buku.
1)   Yang dideskripsikan tidak hanya isi saja tetapi juga menyangkut badan mana yang menerbitkan buku, kapan diterbitkan, ketebalan buku, harga, nama pengarang , ketenarannya, buku mana saja yang pernah ditulisnya, atau mengapa ia menulis buku itu.
2)   Macam atau Jenis Buku
Penulis resensi harus bisa menunjukkan kepada pembaca, buku yang baru diterbitkan itu berjenis apa? Misalkan termasuk buku cerita detektif , cerita percintaan? buku pengetahuan bahsakah? dan sebagainya.
3)    Keunggulan Buku
Mengenai keunggulan buku penulis resensi pertama-tama mempersoalkan organisasinya. Yang dimaksud organisasi adalah kerangka karangan, apakah antarbagian kerangka telah memiliki hubungan yang jelas, urut dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang kompleks dan seterusnya. Yang kedua penulis menelaah isinya. Apakah isi buku itu lebih detail dari penulis lain, masuk akalkah isinya? dsb. Yang ketiga adalah masalah bahasa.
Ragam bahasa apa yang digunakan? Mudah dicernakah bagi pelajar, atau bagi semua kalangan? Berbelit-belitkan ? Bahasa yang baik dilihat dari struktur kalimatnya, hubungan antarkalimatnya, serta pilihan kata yang digunakan. Yang terakhir yang disoroti adalah perwajahan (lay out). Perwajahan berkaitan dengan buku secara fisik, pencetakannya, penjilidannya mudah lepas atau tidak, banyak salah cetakkah? gambar cover sesuai dengan isi? . Hal-hal ini bila ditujukan pada tulisan nonfiksi. Jika yang disoroti buku fiksi maka yang diulas dari sisi unsur intrinsik dan ekstrinsik dari buku tersebut. misalnya apa temanya, apakah temanya merupakan temuan baru, sesuai dengan permasalahan yang ada di masyarakat saat ini?, menarikkah masalah yang diangkat?, bagaimna alurnya? konflik-konfliknya menarik bagaimana latarnya, perwatakannya, sudut pandangnya?, gaya ceritanya, dan sebagainya.


4)   Nilai buku
     Maksud dari nilai sebuah karya tidak berkaitan dengan baik buruknya, melainkan berkaitan dengan manfaat buku tersebut bagi pembaca. Setelah membaca buku tersebut apakah pembaca merasa wawasan tentang kehidupan bertambah? Ataukah hidupnya lebih bijaksana, apakah pengetahuan buku tersebut berguna untuk tugas-tugasnya dan lain sebagainya.

IV.   JENIS RESENSI BUKU
       Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku :
1)   Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan keseluruhan isi buku.
2)   Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3)   Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.

V.      UNSUR-UNSUR RESENSI
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
1)   Membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
2)   Menyusun data buku
       Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
3)   judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
4)   pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
5)   penerbit;
6)   tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
7)   tebal buku;
8)   harga buku (jika diperlukan).

A.  Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
1)   memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
2)   membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
3)   memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
4)   memaparkan keunikan buku;
5)   merumuskan tema buku;
6)   mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
7)   mengungkapkan kesan terhadap buku;
8)   memperkenalkan penerbit;
9)   mengajukan pertanyaan;
10)    membuka dialog.

B.  Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
        1)     sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
        2)     ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
        3)     keunggulan buku;
        4)     kelemahan buku;
        5)     rumusan kerangka buku;
        6)     tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
   7)          adanya kesalahan cetak.

C.  Penutup Resensi
Bagian penutup, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.

D.  Contoh – contoh Resensi

Judul              : Metamorfosis 
Judul Asli       : Die Verwandlung
Penulis            : Franz Kafka
Penerjemah   : Juni Liem
Penerbit          : Homerian Pustaka
Cetakan          : I, Des 2008 
Tebal              : 154 hlm

”Suatu pagi Gregor Samsa terbangun dari mimpi buruknya, ia menemukan dirinyatelah berubah menjadi seekor kutu besar yang menakutkan.”Demikian kalimat pembuka dari Metamorfosis (1915), sebuah novella muram yangditulis oleh Franz Kafka (1883-1924) salah satu penulis asal Jerman yang palingberpengaruh dalam abad ke 20 . Tiba-tiba saja Gregor Samsa terputus hubungandengan masa lalunya sebagai manusia. Sesuatu yang diluar nalar terjadi padahidupnya. Bukan mimpi melainkan kenyataan. Walau cara berpikirnya masihmanusia, namun fisiknya berubah bentuk menjadi seekor kutu besar.Sebelum berubah wujud Gregor Samsa adalah seorang salesman kain yangmerupakan tulang punggung keluarganya. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya,dan Gretta, adik kandungnya. Karenanya ketika ia berubah wujud, ia tak dapat lagibekerja sehingga kondisi keuangan keluarganya menjadi terganggu. Tak hanya ituGregor menjadi terasing di tengah keluarganya sendiri. Ia menjadi tersisihkan,terpenjara dalam kamarnya sendiri. Ia kini menjadi obyek yang memalukan bagikeluarganya.
Bahkan ayahnya sendiri selalu memandangnya dengan jijik bahkanberusaha untuk membunuhnya.Bisa dibayangkan bagaimana perubahan wujud itu membuat Gregor tertekan,ruang gerak dan perilakukanya menjadi seperti seekor serangga, merayap didinding, di langit-langit, sembunyi disela-sela perabot kamar, kebiasaanmakannyapun mulai berubah, ia kini lebih menyukai makanan-makanan sisadibanding makanan segar. Walau ia bisa mendengar dan memahami apa yangdiatakan keluarganya, ia tak mampu lagi berkomunikasi dengan keluarganya. Takada yang mempedulikannya lagi kecuali Gretta dan ibunya yang masihmemperhatikannya dengan memberi makan dan memindahkan beberapa perabotkamarnya agar Gregor lebih leluasa bergerak.Sebulan sudah Gregor berubah wujud dan terpenjara dalam kamarnya. KarenaGregor tak bisa bekerja, maka ketika keluaranya kehabisan uang, merekamemutuskan untuk menyewakan beberapa kamar di apartemen mereka pada tigaorang lelaki. Semenjak itu kehidupan keluarga Gregor menjadi layaknya pembantu
karena mereka harus menyediakan makanan dan beberapa keperluan dari penyewakamar.Namun sayangnya ketenangan ketiga penyewa kamar keluarga Gregor terusikketika sebuah peristiwa membuat Gregor tergerak untuk keluar dari kamarnya danfisiknya terlihat oleh ketiga pria tersebut. Hal ini membuat mereka menjadiketakutan dan mumutuskan untuk tak lagi menyewa kamar keluarga Gregor.Kejadian ini tentu saja membuat ayah Gregor geram dan berniat membunuhnya,dengan melempar Gregor dengan apel. Salah satu apel bersarang dalam tubuhnyahingga membusuk dan membuat Gregor menderita kesakitan. Ia kembali terkurungdalam kamarnya.
Peristiwa ini pula merupakan titik balik bagi keluarga Gregoruntuk segera melupakan bahwa Gregor sebenarnya masih hidup, hal ini terungkapseperti yang dikatakan Gretta pada ayahnya :“Ayah harus dapat melupakan bahwa ide bahwa itu adalah Gregor..Bagaimanamungkin itu Gregor? Jika itu adalah Gregor, ia harus melihat dari dahulu bahwa takdapat manusia hidup dengan binatang seperti itu…Kita tak mempunyai saudaralaki-laki lagi, tapi kita dapat mengingat dia di dalam hidup kita dengan hormat.”(hal 137).Dilupakan oleh keluarganya sendiri membuat hati Gregor semakin pedih, Sebagaimanusia ia telah mati. Dan Gregor dengan sisa-sisa kekuatannya mencobabertahan, namun sampai berapa lama Gregor si kutu besar itu mampu bertahansendirian tanpa seorangpun yang mempedulikannya ?Metamorfosis banyak dianggap sebagai kisah yang simbolik dengan berbagaiinterpretasi. Soal menjadi mahluk apa sebenarnya si Gregor ini sendiri menjadibanyak perdebatan, ada yang mengatakan kecoak, serangga, kutu, dll. MemangKafka sendiri tak memberikan deskripsi detail seperti apa wujud Gregor yang telahberubah. Bahkan untuk keperluan sampul bukunya pun ia menyurati padapenerbitnya bahwa mahluk tersebut tidak untuk digambar.Lalu bagaimana pula dengan penjelasan logis mengapa Gregor bisa berubah wujud?Kafka memang tak sedang membuat kisah fiksi ilmiah, jadi jangan harap kita akanmenemukan jawaban atas perubahan wujud Gregor. Dalam novelnya ini Kafkatampak lebih mengutamakan penggambarkan kondisi psikologis yang dialamiGregor dibanding menjelaskan mengapa kejadian aneh ini bisa terjadi. SastrawanRusia Vladimir Nabakov, penulis novel "Lolita", juga mengatakan, "Barang siapamelihat `Metamorfosa` lebih dari sekedar fantasi ilmu serangga, aku anggappembaca itu telah berhasil."Nah, jadi apa yang bisa kita peroleh dari novel pendek ini ? Tentunya pembaca memiliki interpretasi masing-masing dari apa yang dibacanya. Dalam MetamorfosisKafka menggambarkan betapa egoisnya manusia sekalipun itu berada dalam lingkungan keluarga sendiri. Ketika Gregor berubah wujud, begitu cepatkeluarganya melupakan jasa Gregor yang telah menjadi tulang punggungperekonomian keluarganya. Gregor kini dianggapnya sebagai parasit dalamkeluarga, padahal sebelumnya keluarga Gregorlah yang menjadi parasit dalamhidup Gregor. Kafka juga berbicara mengenai bagaimana kedekatan dan cinta dari orang-orangyang kita sayangi bisa berubah ketika kita mengalami ‘perubahan’. Memang Kafkamemberikan contoh esktrim dengan mengubah Gregor menjadi binatang. Namundalam kenyataannya mungkin suatu saat kita mengalami perubahan dalamkehidupan yang diakibatkan karena kehilangan pekerjaan, kegagalan dalam karier,kejatuhan dalam dosa, dan lain-lain. Hal itulah yang membuat kita menjadi sepertiGregor. Dari sosok yang diandalkan, dibutuhkan, dan tiba-tiba menjadi pribadi yangdiasingkan, dibenci, karena tak lagi sesuai dengan harapan orang-orang yangsebelumnya mengasihi kita.Kisah Gregor dalam Metamorfosis (Die Verwandlung dalam bahasa Jerman), adalahnovella karya Franz Kafka yang paling terkenal selain The Trial dan The Castle.Kalau tidak salah Metamorfosis pernah dua kali diterjemahkan di Indonesia oleh duapenerbit yang berbeda (Bentang Pustaka dan Aksara). Dan kini novella iniditerjemahkan dan diterbitkan oleh Homerian Pustaka dengan cover yangmenawan. Namun sayangnya ada yang tak konsisten antara terjemahan dengancover, pada isi buku ini wujud Gregor diterjemahkan sebagai kutu besar, sedangkandi ilustrasi cover terjemahannya yang Nampak adalah wujud kecoak.Dari segi terjemahannya, di halaman-halaman awal hingga pertengahan saya takmenemui kesulitan untuk memahami novella ini, namun di bagian-bagianberikutnya saya mulai sulit untuk memahami apa yang dimaksud dalam kalimat-kalimatnya. Setelah saya konfirmasikan ke beberapa kawan yang telahmembacanya, ternyata merekapun mengalami hal yang sama. Mungkin di cetakan-cetakan berikutnya karya ini bisa diedit lagi agar terjemahannya lebih mudahdipahami dan enak dibaca.











Judul Buku        : My Valentine
Penulis                  : Hanna Al – Ithriyah
Terbit                    : Gema Insani
Cetakan               : 1, Dzulqa’idah 1427 H / November 2006 M
Tebal                     : 192 halaman

Hanna Al – Ithriyah, penulis muda berbakat ini masih bersekolah di madrasahaliah ( P1 ) Annuqayah, Sumenep, Madura,. Lahir di Sumenep, 22 desember 1985, karyanya yang berjudul “ Selaka Rindu Dinda “ berhasil memperoleh juarahiburan pertama pada lomba SMCI Gema Insani dan di bukukan dalam antologicerpen pemenang sayembaya yang judulnya diambil dari judul cerpennya, “Selaka Rindu Dinda “.Kali ini, Hanna Al – Ithriyah kembali meluncurkan buku kumpulan cerpenkaryanya yang berjudul “ My Valentine “ yang berisi sebelas cerita dengankarakteristik yang berbeda di setiap ceritanya.Kumpulan cerpen “ My Valentine “ secara tidak langsung membuat ketertarikaningin membacanya. Yang paling mempengruhi itu adalah judulnya, yang sudahfamiliyar dengan remaja-remaja. Banyak orang yang salah memprediksikan isibuku ini, karena mereka melihat dari judulnya, padahal isinya sangat berbedadengan yang mereka prediksikan. Selain itu bahasanya sangat mudahdimengerti walaupun ada sebagian kata yang memakai bahasa arab dan maduratetapi di akhir cerita di berikan keterangannya.Diantaranya sebelas cerita, ada 3 cerita yang terlihat paling menyentuh hati danmengharukan. Ketiga cerita itu adalah “ Dialog Alam Barzah “, “ H Minus 7 ( MyValentine )”, “ Donat “. Ketiga cerita ini mengandung makna yang sangat dalam.Bisa dilihat dari cerita “ Dialog Alam Barzah “ menceritakan tentang amalanseseorang yang tidak menjamin masuk surga yaitu menceritakan di 24 orang hamba Allah , yang salah satu dari mereka adalah ahli ibadah, ternyata seorangahli ibadah tidak menjamin dia akan masuk surga karena orang tersebut belumbisa menghindari penyakit hati.Ternyata yang masuk surga adalah orang yang selalu menjaga agar hatinyaselalu bersih dari penyakit hati. Dalam cerita ini bahasa yang digunakan sangatmudah dimengerti seakan-akan kita menyaksikan langsung kejadian tersebut.Dicerita yang kedua bahasa yang di digunakan yaitu bahasa gaul anak remajasekarang yang berjudul “ H Minus 7 ( My Valentine ) “ isinya menceritakanseorang anak muda yang bernama Boy. Anak muda ini sedang mencaripasangan untuk merayakan hari valentine, ternyata cewek-cewek di sekolahnyasudah mempunyai gandengan. Yang belum hanya anak Rohis. Tentunya itumemperkenalkan seorang akhwat itu dan temannya memberi saran untuksecepatnya mengirim sebuah kado dan sekotak coklat. Boy mengikuti sarantemannya itu. Setelah itu Boy mendapat bingkisan itu kembali dan didalamnyaterdapat securik kertas yang didalamnya berisi penolakan menerima bingkisanValentine itu. Akhwat itu menolak ajakan dan pemberian bingkisan itu, laluakhwat itu menjelaskan alasannya dan memberi pesan yang sangat menyentuhhati sehingga bisa membuat Boy kembali mendekat kepada Allah SWT.Dicerita yang ketiga “ DONAT “ isinya kita ambil hikmah yang sangat besar karena ceritanya sangat menyentuh hati, sampai bisa membuat menangispembacanya dan sangat membuat penasaran karena judulnya seperti komedi.Didalamnya menceritakan sebuah keluarga yang harmonis, seorang ibu yangmempunyai dua orang anak yang bernama Yuli dan Ipit. Ipit anak yang palingkecil, dia sangat suka makan donat. Sehari saja dia makan donat dia pasti mayur dan bertingkah tidak karuan. Suatu hari dia masuk rumah sakit, ternyata diamengidap penyakit turunan dari ayahnya yaitu penyakit diabetes. Tidak berapalama Ipit meninggal dunia, ibunya dan kakanya sangat menghawatirkan. Ceritaitu sangat mengharukan dibanding cerita yang lain.

Kesimpulan cerpen ini sangat bagus karena bisa membuat pembacanyapenasaran dan semua makna ceritanya sangat mendalam, banyak sekali hikmahyang bisa kita ambil di buku itu, bahasanya tidak berbeli-belit tapi sangat mudahdi mengerti.Setelah membaca buku kumpulan cerpen “ My Valentine ‘ karya Hanna Al-Ithriyah, sangat berdampak positif terhadap pembacanya dan banyak sekalihikmah yang bisa diambil, selain itu bisa menjadikan kita sadar dalam dalammenjalani hidup ini. Kelebihan yang paling menonjol didalam buku ini adalah judulnya yang sangat bagus karena judul itu seperti mendeskripsikan isinyacerita yang bukan islami, tetapi kenyataanya isinya itu sangat islami.Kumpulan cerpen ini mempunyai beberapa kekurangan yaitu alur ceritanyakurang mengerti dan jalan semua ceritanya terlalu lambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar